Literasi adalah kunci kemajuan peradaban. Namun, berdasarkan data dan indikator nasional, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat di Kabupaten Wonogiri masih tergolong rendah. Dua indikator utama yang menjadi tantangan adalah: pertama, jumlah kunjungan masyarakat ke perpustakaan yang seharusnya minimal 2% dari total penduduk; kedua, jumlah koleksi buku perpustakaan yang secara standar nasional ditetapkan minimal dua kali lipat jumlah penduduk. Sayangnya, keterbatasan sarana prasarana serta anggaran membuat target tersebut sulit dicapai.
Berangkat dari kondisi tersebut, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Wonogiri meluncurkan sebuah inovasi strategis bernama Sadar Literasi (Sistem Aplikasi Perpustakaan Digital Terintegrasi untuk Akselerasi Literasi). Inovasi ini bukan hanya sekadar menghadirkan aplikasi perpustakaan digital, melainkan juga sebuah gerakan bersama untuk mempercepat peningkatan literasi masyarakat Wonogiri.
Melalui program Sadar Literasi, Disarpus Wonogiri memberikan hibah aplikasi perpustakaan digital kepada siapa saja yang berminat—baik komunitas, sekolah, desa, maupun kecamatan. Setiap penerima hibah dapat menyesuaikan nama aplikasi sesuai dengan brand mereka masing-masing, sehingga lebih personal dan membangun rasa kepemilikan. Hingga hari ini, sudah ada lebih dari 50 lembaga dan komunitas yang bergabung dalam gerakan ini.
Dengan model seperti ini, setiap komunitas bisa mengembangkan perpustakaan digitalnya sendiri, menambah koleksi buku, dan melayani pengunjung secara mandiri. Namun, semua aktivitas tersebut tetap bermuara pada satu dashboard utama milik Disarpus Wonogiri, yang dikenal dengan konsep Literasi Satu Pintu.
Literasi Satu Pintu menjadi pusat kendali dari seluruh aplikasi yang telah dihibahkan. Dari dashboard ini, Disarpus Wonogiri dapat memantau data kunjungan, jumlah koleksi buku, hingga aktivitas pengguna secara real time. Dengan mekanisme ini, meskipun koleksi buku dan jumlah pengunjung tersebar di berbagai komunitas, seluruh data tetap terintegrasi dan tercatat sebagai bagian dari capaian literasi Kabupaten Wonogiri.
Misalnya, saat ini sudah ada 50 aplikasi yang bergabung. Jika rata-rata setiap aplikasi dikunjungi oleh 10 orang per hari, maka secara kumulatif terdapat 500 kunjungan harian yang tercatat sebagai kunjungan perpustakaan digital Wonogiri. Demikian pula, ketika masing-masing komunitas menambah koleksi bukunya, jumlah tersebut otomatis menambah total koleksi yang dimiliki kabupaten.
Keterbatasan sarana, prasarana, dan anggaran tidak lagi menjadi alasan. Dengan model kolaboratif ini, Disarpus Wonogiri mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam meningkatkan literasi. Setiap sekolah, komunitas, maupun desa yang memiliki aplikasi perpustakaan digitalnya sendiri tidak hanya memperluas akses masyarakat terhadap bacaan, tetapi juga turut berkontribusi dalam menaikkan angka indeks literasi daerah.
Sadar Literasi adalah inovasi yang sederhana namun memiliki dampak besar. Ia menggabungkan konsep hibah, integrasi data, dan kolaborasi komunitas untuk mencapai target nasional literasi. Dengan semakin banyak pihak yang bergabung, maka semakin besar pula peluang peningkatan kunjungan dan pertambahan koleksi buku.
Melalui Sadar Literasi – Literasi Satu Pintu, Disarpus Wonogiri menegaskan komitmennya untuk membawa perubahan nyata dalam pembangunan literasi masyarakat. Inovasi ini bukan hanya menjawab keterbatasan, tetapi juga menjadi gerakan bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Harapannya, dengan dukungan komunitas, sekolah, desa, dan semua pemangku kepentingan, Wonogiri mampu mempercepat peningkatan indeks literasi, mewujudkan masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Akses Aplikasi Disini :
Terima Kasih dan sangat membanti serta , enginspirasi
Terima Kasih dan sangat membanti serta , menginspirasi